04 Maret 2013

KILLER TEACHER, FORGIVE ME..

Ini True Story loh..

“Hei kamu.., cepat masuk barisan..!!! upacara sudah dimulai, jalannya kok masih santai.,” guru itu berteriak padaku yang (lagi-lagi) datang terlambat pada hari senin.

”Sebentar, mau simpan ini dulu (sambil menunjuk ke arah tas ransel)”. Jawabku dengan nada yang bisa dibilang sangat kasar dan kurang ajar. Maklumlah, saat itu saya berpikir bahwa guru itu pantas mendapatkannya, karena menurut sepengetahuanku ia merupakan salah seorang guru yang dianggap ”killer” oleh para siswa lainnya.

“Ooo.., jadi begitu caramu kalau bicara dengan guru yah., awas kamu kalau saya dapat di kelas.,” diapun balik mengancamku.
Seketika saya langsung berlari ke arah barisan upacara yang telah tertata dengan rapi, tanpa mempedulikan celotehan guru tadi. Sebagaimana siswa “puber” lainnya, saya yang ketika itu masih duduk di bangku kelas XI merasa puas telah membuat guru “killer” mencak-mencak padaku. Juga karena saya sendiri merasa yakin tidak akan bertemu dengannya di ruang kelas nantinya, karena ia memang tidak mempunyai jadwal mengajar di kelasku saat itu, dan saya yakin pula bahwa ia tetap tidak akan mengajar di kelasku hingga saya tamat nanti, karena ia guru spesialis IPS yang notabene bukan jurusanku.

Namun, Tuhan punya cerita lain. Perkiraanku ternyata terpatahkan ketika mulai menginjak kelas XII. Jantungku langsung tak karuan melihat namanya tercantum sebagai salah seorang pengajar di kelasku. Satu hal yang langsung muncul di benakku adalah saya akan langsung mendapat image yang kurang baik dari dia akibat perbuatanku padanya beberapa saat yang lalu, karena selain dikenal sebagai guru “killer”, ia juga dikenal sebagai guru yang kuat daya ingatannya (diapun mengakui hal ini).

Dan, disinilah “kemisteriusan” Tuhan kembali muncul. Dugaanku kembali terpatahkan untuk kesekian kalinya, saat pertama kali ia masuk mengajar di kelasku, saat itu seakan-akan menjadi awal pertemuan bagi kami, tak terlintas sedikitpun di benaknya akan kelakuanku padanya dulu. Dan Subhanallah, segala dugaan serta opini para siswa (termasuk saya) tentang dia ternyata SALAH TOTAL...!!! dia rupanya seorang guru yang sangat memperhatikan siswanya, sangat penyayang, dan entah sifat baik apalagi yang harus saya tuliskan di sini, beliau tak segan untuk mengerahkan segala yang ia punya untuk yang terbaik bagi para siswanya. (God, Forgive me)..

Hari-hari pun telah berlalu, saya dan kawan-kawan seangkatanku telah memilih jalur study masing-masing, saya sendiri telah kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta (saat itu) di luar kota. Mendengar sekolahku akan mengadakan acara reuni akbar, sayapun berusaha untuk menghadirinya karena keinginan yang kuat ntuk bertemu kembali dan bercengkrama dengan teman-teman lama. Dan Alhamdulillah hari reuni itu ternyata bertepatan dengan hari libur kuliahku, dan tentu saja saya siap untuk hadir.

Beberapa hari menjelang acara, saya berinisiatif mengunjungi sekolah, sembari melihat beberapa pertandingan olahraga yang khusus digelar dalam rangka menyambut acara akbar tersebut. Dan ternyata, tanpa saya sadari, saya bertemu kembali dengan guru tadi, beliau sedang berbincang-bincang hangat dengan beberapa guru lainnya. Setelah saya menyapa mereka, kalimat pertama yang meluncur dari guru itu membuat hatiku bergetar seketika, ”INI DIA MURID KESAYANGANKU BARU DATANG............”

Kalimat itu membuat hatiku seakan ingin menangis, mengingat apa yang telah kuperbuat dan anggapanku terhadapnya di masa lampau (langsung maupun tidak langsung). Saya sadar, betapa Tuhan menjadikan dirinya, guru yang pernah kubenci, ingat akan hal-hal yang baik tentangku, dan melupakan hal-hal yang buruk dan seharusnya menyakitkan. Meskipun ia dikenal sebagai orang yang kuat daya ingatnya.

Astaghfirullah, seandainya bersujud kepada sesama manusia itu tidak dilarang, maka tentu saya sudah bersujud di kaki guru itu, saya tak mampu membayangkan bagaimana jika Tuhan tak mempertemukan kami untuk kedua kalinya......

”Janganlah kalian terlalu membenci sesuatu, karena boleh jadi dia baik bagimu.............”

(dipublikasi kembali dengan mengubah beberapa redaksi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar