04 April 2012

"WE BOUGHT A ZOO" (Sebuah Review)

Bagi Anda yang ge,ar dengan film-film keluarga khas Hollywood, saya sarankan untuk menonton film yang dirilis Desember 2011 lalu ini. Ya, “We Bought A Zoo” menghadirkan kisah keluarga berserta problema2 di dalamnya, hal yang menjadi ciri khas film keluarga Hollywood.

Film ini menceritakan tentang keluarga Benjamin Mee (Matt Damon) beserta kedua anaknya Dylan Mee (Colin Ford) dan Rosie Mee (Maggie Elizabeth Jones) yang baru 6 bulan ditinggalkan oleh istrinya. Benjamin yang mulai merasakan keputusasaan atas memori tentang istrinya yang terus menggerayanginya berinisiatif untuk pindah mencari rumah dan suasana baru demi kebahagiaan anak-anaknya. Tapi apa yang didapatkan sungguh di luar dugaan. Rumah desa yang ia dapatkan ternyata merupakan bagian dari sebuah kebun binatang yang walaupun telah tutup, namun masih setia dirawat oleh Kelly Foster (Scarlett Johansson) dan kawan-kawan. Keputusan “gila” Benjamin yang akhirnya memilih untuk mengembangkan ulang kebun binatang ini semula sangat ditentang oleh kakaknya yang seorang akuntan, Duncan Mee (Thomas Haden Church). Betapa tidak, biaya perawatan binatang-binatang serta renovasi akan menghabiskan uang Benjamin dengan kemungkinan tidak pasti apakah kebun binatang ini akan bakalan ramai pengunjung nantinya.

Satu cirri khas film keluarga Hollywood yang saya utarakan pada narasi awal adalah tentang adanya konflik antara Benjamin dan anaknya Dylan. Oleh para penggemar film dengan genre ini pastinya akan paham dengan hal ini. Satu hal yang menjadikan film ini menjadi lebih “familiar” tentunya. Namun, satu hal yang menjadi apresiasi tinggi buat film ini adalah tema utamanya yang begitu “tersembunyi” dibalik beragamnya problem yang kita saksikan. Yah, film ini amat saya rekomendasikan bagi para penggemar film-film keluarga.

Dan yang tak kalah bagusnya adalah acting dari para pemain film ini sangat hebat. Kita tidak perlu menanyakan lagi bagaimana acting dari Matt Damon dan Scarlett Johansson, mereka merupakan actor dan aktris papan atas Hollywood. Juga didukung acting dari Colin Ford dan Maggie Elizabeth Jones yang sempurna menurut saya. Belum lagi pesona seorang Elle Fanning (yang menjadi aktris remaja favorit saya selain Chloe Moretz tentunya) turut memberikan warna bagi film ini. Salah satu adegan yang paling saya sukai adalah ketika Dylan dan ayahnya bertengkar di salah satu koridor rumahnya. Pertengkaran itu benar-benar terlihat “hebat” jika kita melihat bahwa yang bertengkar adalah seorang Ayah dan anaknya yang berusia 14 tahun.

Akhirnya, film yang terinspirasi dari kebun binatang Dartmoor dan keluarga Benjamin sebagai pemiliknya ini mengajarkan kepada kita bahwa kadang kala dalam mengambil sebuah keputusan hanya dibutuhkan keberanian untuk memulainya. Dan keputusan yang tepat akan membawa kepada kebahagiaan pada akhirnya meskipun banyak tantangan yang mesti dilalui.

IMDb memberikan rating 7.4/10 bagi film ini. Tapi bagi saya film ini layak mendapat nilai 8.8/10
:D

21 Februari 2012

B I N G U N G

Yah.. Sudah lebih dari setahun blog ini saya terlantarkan.. ckck.. Kehilangan semangat, lupa, terlalu banyak kesibukan (sok) dan hal-hal lain mengakibatkan blog ini yang awalnya dijadikan sebagai media menunjukkan eksistensi malah diabaikan tak berdaya.. ckck..

Tapi.. mulai hari ini saya kembali bertekad untuk menghidupkan kembali blog ini sekaligus semangat menulis yang telah lama terpendam bersama tenggelamnya matahari di langit barat.. (eaaa)..

Cuma.. Hal yang masih membuat hati ini gundah adalah BINGUNG.. Kebingungan harus mesti memulai semuanya dari mana, bagian mana, tentang apa, dan lain-lain sebagainya.. Memang hal ini sangat membingungkan, selain karena menulis telah menjadi kebiasaan lama yang tek berlanjut, ngeblog pun juga saya tidak memiliki kemampuan yang mapan.. Haha.. So, mari kita memulai semuanya dengan satu kata "BINGUNG"..

Banyak orang-orang yang mengatakan bahwa segalanya bermula dari "mimpi".. Hmm.. Apakah betul setiap memulakan sesuatu harus memulai dengan bermimpi terlebih dahulu..?? Karena bagi saya, satu hal yang menjadi penyakit adalah kalau sudah bermimpi, maka akan sulit untuk bangun.. Dan kalau sudah bangun, maka akan langsung melupakan mimpi barusan.. Hahahaha...

Okelah, mari kita mencoba dengan mengganti kata "mimpi" menjadi "bingung".. Segalanya bermula dari "bingung".. Kebingungan harus memulai dari mana, kebingungan ketika harus mengubah pilihan pertama, berlanjut pada kebingungan ketika mengalami kebuntuan di tengah jalan, dan kebingungan untuk menyikapi hasil yang ada, hingga kebingungan untuk memilih melanjutkan atau memulai sesuatu yang baru lagi.. :D

Ya, kita dapat memulai sesuatu dari kebingungan, dan mengakhirinya dengan kebingungan pula.. Hal ini yang kebanyakan dialami oleh manusia (termasuk saya).. Selalu bingung ketika harus menentukan sesuatu, sering bingung ketika telah berada di pertengahan jalan (termasuk dalam tulisan ini, saya sudah bingung mau melanjutkan apa lagi), kadang-kadang bingung jika telah OB (Otak Buntu), dan biasanya bingung jika telah mendapatkan hasilnya.. Ckck..

Tapi.. Kebingungan juga merupakan anugerah loh, tanpa kebingungan orang-orang hanya akan menjalani sedikit pilihan dalam hidupnya, karena dengan merasa bingung pilihan-pilihan lain akan bermunculan.. Dan semakin banyak pilihan maka semakin berwarnalah hidup seseorang.. :D

Oke kawan.. Demikian tulisan pembuka "comeback" saya kali ini, semoga Anda semua tidak kebingungan membacanya, apalagi sampai bingung dalam menerka-nerka isi otak saya.. Karena saat ini hanya ada dua, "Bingung" dan "Dia".. Hehehehe... :D